Jumat, 31 Mei 2013

DISKUSI KONTEMPOLER MENCARI TITIK TEMU IDEALISME SEBAGAI AKAR NUSANTARA DAN PRAKTEK/IMPLEMENTASI LAPANGAN YANG KOMPREHENSIP DAN MULTI SEKTOR.



Lembah hijau gunung salak, Bogor.
Sabtu – Minggu tanggal 9 – 10 Pebruari 2013.
                                       


                                      Oleh :  BUDI NASKAWAN Alias MOHAMAD KHUSNAN.

Fakta menunjukkan keadaan saat ini IBU PERTIWI SEDANG BERDUKA, carut-marut Bangsa yang dulunya memegang teguh Peradaban Luhur dan Mulia telah terserang Virus kenikmatan menari pada irama Gendang apa yang disebut GLOBALISASI yang diikuti faham-faham dan ideologi yang dulu ditolak oleh Para Pemimpin Pejuang Kemerdekaan saat membentuk NKRI yaitu Neokolonialisme-Imperalisme-Kapitalisme-Materialisme an sich yang masuk negeri ini dalam bentuk baru yaitu Penjajahan Politik, Ekonomi, Tatanan Negara, Budaya, ( seperti : Ekonomi Liberal, Demokrasi Liberal, Budaya & Life Style “ kebebasan” blas.... bablas...... tenanan ).

Sehari – hari kita lihat “amuk masa” yang diluar etika berbangsa (ada masalah perut, kebodohan yang mudah disulut provokator/yang boleh jadi “pesanan” asing dengan uangnya, dendam politik, pro unsur-unsur sara dan jago Pilkada ), dan itu semua produk menggilasnya budaya Asing melalui Teknologi. Padahal seorang AKAR HUBBUL WATHON/Cinta tanah air nya kuat Justru dengan adanya Teknologi bisa kita jadikan Delman dimana SAIS tetap dipegang oleh kita bukan kita dikendalikan Teknologi atau di “nina bobok”an Tekonologi. Tirulah makna di Kisah Pewangan Krisna menjadi “sais” yang lihai mengendalikan Kereta Perang untuk memenangkan perang melawan angkara murka.

Dalam perjalanannya Globalisasi juga melahirkan tatanan dunia teknologi menjadi 3 kelompok. Kelompok Technological Inovators, Kelompok Technological Adopters, dan kelompok Technological Exclusif. Tatanan inilah yang memberikan “perubahan revolusioner” dalam pola pikir dan perilaku disegala sendi kehidupan Masyarakat termasuk “ukuran” dan tingkat kesejahteraan suatu Negara. Celakanya tatanan dunia teknologi ini tak memberikan ruang dan tempat bagi “ideologi” dalam menentukan arah perkembangan masyarakat, melainkan diambil ali oleh “teknologi” yang menjadi monster tak terkendali lagi, karena apa ? AKAR/FONDASI IDEOLOGIS kita tak diserahkan karena “terbuai” oleh irama Gendang Lawan. Kita punya PERISAI PANCASILA, YANG MENGHIASI DADA BURUNG GARUDA ( TUNGGANGAN WISNU/di kisah Pewangan ) MENCENGKERAM KESAKTIAN BHINEKA TUNGGAL IKA mengapa ini tak jadi “isi Idiologis” kita ? Mengapa kita bernegara tidak mentauladani Tokoh-tokoh Pergerakan Kemerdekaan dan Pahlawan Bangsa dalam berinteraksi sesame Anak Negeri ?
OK.... kita sudah “tergelincir” ................... coba simak kata-kata bijak ini :
           “ JALAN ITU LICIN DAN MENGGELINCIRKAN. SATU KAKIKU TERPELESET DIATASNYA, MENENDANG KAKI YANG LAINNYA KELUAR DARI JALUR, NAMUN AKU KEMBALI TEGAK DAN BERKATA KEPADA DIRIKU SENDIRI,------- ITU CUMA TERPELESET DAN BUKAN JATUH “.
           ABRAHAM LINCOLN, ------------ Setelah kalah dalam pemilihan Senat, 1854.

Maka ingatlah pada bait INDONESIA RAYA  : Aku adalah Pandu Ibuku ( Ibu Pertewi ), Bangunlah badannya dan bangunlah Jiwanya untuk Indonesia Raya.
Saya melihat masih banyak diantara kita ( bukan di forum ini, ... he.. he...), yang cuek, acuh tak acuh terhadap bangsa ini, jikapun mengetahui memalingkan muka pura-pura tidak tahu. Ada kesan “pasrah” dan boleh jadi “malas dan takut”, seperti tak ada sense of belongin terhadap Bumi Pertiwi. Bangsa ini terkotak-kotak sudak kena politik de vide et impera, sudah kena hukum rimba didunia bisnis dan politik ( mayoritas adalah tirani ), sudah kena exploitation de Ihome par Ihome menjadi srigala pemakan sesamanya seperti vampire di dunia bisnis dengan KARTEL dan OLIGOPOLY..... Hilang rasa “Gotong raoyong” dan kebersamaan , individualistis meraja lela.

Apa fakta dan akibatnya ?

Timbul konflik antar kelompok, persaingan tak sehat dalam bisnis, pencintraan palsu pada politik untuk menjatuhkan lawan politik, brutalisme atau premanisme elit dengan korupsinya, budaya asli terpinggirkan dll. Tahta-Harta-dan Wanita menjadi impian dan dilakukan pencapaiannya dengan segala cara.
Lalu kita mau apa, bagaimana dan dengan cara apa membangun bangsa ini ? Apa kita Cuma bermimpi  tak melalkukan apa-apa ? Apa menunggu dan terus menunggu datangnya Satrio Pininggit dan Ratu Adil ? Saya melihat di GRUP INI banyak yang punya KEAHLIAN DAN PEMIKIRAN YANG BERLIAN dan ini perlu disatukan dengan FONDASI yang KUAT dalam AKAR NUSANTARA. Apa itu ?
MARILAH KITA DISKUSIKAN BERSAMA, LURRRRRRR.................................
Bersambung. ( E-Kar/GPP-NKRI ).

                         Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia
                                                   ( GPP - NKRI )

Selasa, 21 Mei 2013

BERSAMA MASYARAKAT " TUMBUH SATU TUMBUH SERIBU "

                                                                           
                                                                                        Foto : ( E.Kar/GPP - NKRI ).

Berdasarkan kebersamaan dan dukungan dalam melaksanakan konservasi penanaman pohon di DAS Citarum, sudah tertanam pohon untuk sementara di Daerah, Desa Mekarsari, Lurah Manggahang, Desa Rancakasumba, Desa Sumbersari, Kelurahan Jelekong.
















 Foto-foto kegiatan penanaman. ( E-Kar/GPP-NKRI ).

                          Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia
                                                         ( GPP-NKRI )  Mei 2013.