Senin, 04 Februari 2013

Nilai Ekonomis dan Penghijauan dengan Pohon Kayu Albasia


Albasia atau sengon (parasenanthes falcataria/albizia falcatara), kadang-kadang orang menyebutnya jeungjing, merupakan tanaman kayu yang dapat mencapai diameter cukup besar apabila telah mencapai umur tertentu. Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman albasia adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang albasia bulat, Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Tanaman albasia dapat tumbuh pada sebaran kondisi iklim yang sangat luas, dengan demikian dapat tumbuh dengan baik hampir di sembarang tempat. Beberapa keunggulan lain tanaman albasia antara lain:
  1.  Memiliki nilai ekonomis tinggi.
  2. Pertumbuhannya sangat cepat sehingga memiliki masa layak tebang dalam umur yang relatif pendek.
  3. Memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat menarik hara yang berada pada kedalaman tanah ke    permukaan.
  4. Mudah bertunas kembali apabila ditebang, bahkan apabila terbakar.
  5. Biji atau bagian vegetatif untuk pembiakannya mudah diperoleh dan disimpan.

II. KELAYAKAN INVESTASI
Peluang investasi pada komoditas albasia sangat menjanjikan. Permintaan akan bahan baku albasia yang begitu tinggi bila dibandingkan penawarannya membuat Industri Kayu dan Pabrik Kertas mengalami kesulitan dalam menjaga kesinambungan bahan baku. Di samping dukungan kebijakan pemerintah dalam usaha penghijauan merupakan iklim yang kondusif untuk pengembangan albasia. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah keterampilan dan pengetahuan petani di Bogor pada umumnya dalam budidaya albasia telah cukup memadai. Dengan demikian peluang investasi tertinggi terdapat pada penanaman kayu albasia.
Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu Sengon:
Pohon albasia merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga akarnya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan:

  1. Daun
Daun albasia, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun albasia.

  1. Perakaran
Sistem perakaran albasia banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan penyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon albasia dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur.
  1. Kayu
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon albasia adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini albasia banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam industri kertas, industri kayu olahan, bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, perabotan rumah tangga dll 
III.  PROSPEK PASAR
Kayu albasia memiliki prospek pasar yang sangat tinggi. Permintaannya bukan hanya di dalam negeri, namun juga datang dari mancanegara. Kayu ini dipergunakan antara lain untuk bahan bangunan, peralatan rumah tangga, sampai pada bahan baku kertas dan kayu lapis. Kayu albasia setelah mengalami proses pengeringan dan perlakuan lainnya dapat dibuat peralatan rumah tangga yang memiliki keawetan cukup lama. Dengan penggunaan yang multi dimensi tersebut permintaan albasia akan terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk. Harga kayu albasia pada tahun 2012 yaitu sekitar Rp.850.000 – Rp.1.000.000 per m3, relatif lebih murah dibandingkan dengan kayu lain seperti kayu jati atau kayu mahoni. namun karena dalam tempo 5 tahun tanam sudah dapat ditebang, maka perputaran investasi pada tanaman albasia relatif lebih cepat apabila dibandingkan dengan investasi pada tanaman kayu jati dan sejenisnya.
IV.  RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan seperti dimaksudkan dalam proposal ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
  1. Pengadaan bibit siap tanam albasia (7.500 Bibit per Hektare)
  2. Penanaman yang meliputi:
·                     Penataan dan Pemetaan Lahan
·                     Clearing
·                     Pembuatan Lubang
·                     Penanaman dan Pemberian Pupuk Dasar
  1. Penyulaman


  1. Pemeliharaan (Selama 5 tahun), meliputi :
·                     Pengendalian gulma, Hama dan Penyakit
·                     Penyiraman
·                     Pemupukan
  1. Pengawasan Rutin
  2. Penjarangan dan Pemanenan
  3. Pemasaran/ Penjualan hasil Pemanenan Kayu Albasia

    KESIMPULAN
    Penanaman pohon albasia sangat cocok untuk program penghijauan karena mempunyai keunggulan Sistem perakaran albasia banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan penyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon albasia dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Dan yang paling penting kayu albasia mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dengan pemeliharaan dan pemupukan yang teratur kayu albasia akan dapat di panen dalam waktu 5 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar