Senin, 25 Februari 2013

GPP - NKRI MENGUCAPKAN SELAMAT DAN SUKSES ATAS TERPILIHNYA KEMBALI GUBERNUR JAWA BARAT



Salam sejahtera, kami seluruh anggota Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia ( GPP - NKRI ) se- Indonesia, khususnya anggota yang berada di Jawa Barat mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya Bapak menjadi Pemimpin yang kedua kalinya di Jawa Barat. Semoga untuk lima tahun ke depan bersama pemdamping Bapak yang baru, Dekorasi pembangunan Jawa Barat lebih maju.
Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia ( GPP - NKRI ) dengan dukungan anggota yang ada di Jawa Barat, Siap turut membantu melaksanakan implementasi pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat. ***** ( E - Kar ).

Rabu, 20 Februari 2013

PENYANDANG CACAD KAKI DAN TANGAN YG SUDAH MENDAFTAR KE FOSMAGA



                                   TIDAK DI MUNGUT BIAYA ( GRATIS )


1.       Lilis.
Alamat  : Kp. Kombongan RT.03.RW.03. Desa Pakenjeng. Kec.Pamulihan.Kab. Garut.

2.       Ende Hilman.
Alamat : Kp. Jati RT.01.RW.10 Desa. Dangdeur. Kec. Banyuresmi.Kab.Garut.

3.       Enoh Nur.
Alamat : Kp.Rancagede. Desa Tanjung Jaya. Kec.Tanjung Jaya . Tasikmalaya.

4.       Udin.
Alamat : Kp.Cinusa. RT.02.RW.01.Desa Cipicung. Kec. Sukatani. Purwakarta.

5.       Fikri Hidayah.
Alamat : Kp.Jaringao.RT.01.RW.05.Desa Tambak Sari. Kec.Leuwi goong. Kab.Garut.

6.       Ijang Saproni.
Alamat : Kp. Bojong soang. RT.01.RW.04.Desa Bojongsoang.Kec.Bojongsoang.Kab.Bandung.

7.       Mamat Rahmat.
Alamat : Kp.Mekarsari.Jl.H.Umar. RT.02.RW.11. Desa Haurpanggung. Kec. Tarogongkidul.Kab.Garut.

8.       Sumpena.
Alamat : Kp.Cihuni RT.01 RW.02. Desa Cimaragas.Kec.Pangatikan. Kab.Garut.

9.       Taryana.
Alamat : Kp.Babakan.RT.025.RW.07. Desa Tanjungjaya.Kec.Tanjungjaya.Tasikmalaya.

10.   Ikah.
Alamat : Kp.Cijeruk RT.02. RW.03. Desa Pasirwangi.Kec.Pasirwangi.Kab.Garut.

11.   Ayi Sutisna.
Alamat : Kp.Campaka RT.01.RW.04.Desa Sukamaju.Kec.Cilawu.Kab.Garut.


Untuk yang menginginkan Kaki dan Tangan Palsu, bagi masyarakat penyandang Cacad silahkan Hubungi   Forum Sosial Masyarakat Garut ( FOSMAGA ) / Ketua FOSMAGA, Odong Sumpena no. HP.085221866955.
Pelaksanaan Pengukuran Kaki dan Tangan Palsu di Rencanakan pada tanggal 3 Maret 2013. Di Sekretariat FOSMAGA Garut. Oleh : Dadan Hernawan.***** ( E - Kar )

                 
               Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia
                                           ( GPP – NKRI ) Pebruari 2013.

Selasa, 19 Februari 2013

Kabinet Silih Berganti

Kecenderungan partai-partai untuk saling menjatuhkan mengakibatkan masa Demokrasi Liberal ditandai oleh kabinet yang berumur pendek. Setelah memerintah dalam waktu singkat, suatu kabinet jatuh dan digantikan oleh kabinet lain yang bernasib serupa. Kabinet yang pernah memerintah selama Demokrasi Liberal adalah sebagai berikut :

>.   Kabinet Natsir ( September 1950 – Maret 1951 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Mohammad Natsir, sebagai perdana menteri. Kabinet ini didominasi oleh Partai Masyumi. Kabinet mulai goyah sejak kegagalan dalam perundingan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Kabinet jatuh setelah PNI mengajukan mosi tidak percaya menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah tentang DPRD dan DPRDS
.
        >.   Kabinet Sukiman ( April 1951 – April 1952 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Sukiman Wiryosanjoyo, sebagai perdana menteri. Kabinet        merupakan koalisi PNI dan Masyumi. Kabinet mulai goyah akibat adanya kesempatan antara Menlu Subandrio dan Duta Besar AS Merle Cohran tentang bantuan ekonomi dan mileter. Kabinet dicecar tuduhan menyelewengkan Indonesia dari politik luar negeri bebas dan aktif. Setelah PNI dan Masyumi menarik dukungannya, kabinet ini pun jatuh.

         >.   Kabinet Wilopo ( April 1952 – Juni 1953 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Mr. Wilopo, sebagai perdana menteri. Kabinet ini merupakan Zaken kabinet, karena terdiri atas para pakar yang ahli di bidangnya. Kabinet mengalami tantangan berat, berupa gerakan separatisme di sejumlah daerah. Ujian paling berat adalah Peristiwa 17 oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa. Kedua peristiwa itulah yang membuat kabinet ini jatuh.

           >.   Kabinet Ali Sastroamijoyo I ( Juli 1953 – Juli 1955 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo, sebagai perdana menteri. Kabinet merupakan koalisi PNI dan NU. Kabinet menghadapi ujian berat berupa kemelut dalam tubuh angkatan darat. Namun, kabinet ini sempat menunjukkan prestasi, berupa penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Memuncaknya krisis ekonomi dan perseteruan antara PNI dan NU membuat NU menarik dukungannya terhadap kabinet sehingga kabinet ini pun jatuh.

           >.   Kabinet Burhanuddin Harahap ( Agustus 1955 – Maret 1956 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Burhanuddin Harahap, sebagai perdana menteri. Prestasi yang menonjol dari kabinet ini adalah penyelenggaraan Pemilu I yang amat demokratis. Selain itu, kabinet menunjukkan keunggulan Indonesia dalam diplomasi perjuangan Irian Barat, dengan pembubaran Uni Indonesia – Belanda. Namun, Pemilu I tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet ini sehingga jatuh.

           >.   Kabinet Ali Sastroamijoyo II ( Maret 1956 – Maret 1957 ).

Kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo, sebagai perdana meteri. Kabinet koalisi PNI, Masyumi dan NU itu merupakan kabinet pertama setelah Pemilu I. Kabinet menghadapi pergolakkan di daerah yang semakin menguat, berupa pembentukan dewan militer di Sumatera dan Sulawesi. Mundurnya sejumlah menteri asal Masyumi membuat kabinet jatuh
.
           >.   Kabinet Karya atau Juanda ( April 1957 – Juli 1959 ).

Kabinet di pimpin oleh Juanda, sebagai perdana menteri. Kabinet terdiri atas para pakar di bidangnya sehingga disebut zaken kabinet. Kabinet ini memiliki program bernama Panca Karya sehingga memperoleh sebutan Kabinet Karya. Kabinet menjadi demisioner saat presisiden mencanangkan dekrit pada bulan Juli 1959. ***** ( E - Kar )

                       Suasana pengambilan sumpah Burhanuddin Harahap sebagai perdana menteri

                
                        Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatua Republik Indonesia
                                               ( GPP - NKRI )  Pebruari 2013
       

          

F0SMAGA Memberikan Sumbangan Kaki dan Tangan Palsu Gratis

                                                                                                                                                    

Diberitahukan kepada seluruh masyarakat penyandang Dipable ( yang membutuhkan kaki dan tangan palsu dengan tidak di pungut biaya ) :

Persyaratan  :
                                                                                                                                                                                                                
                        1. Poto seluruh badan dengan diperlihatkan yang cacatnya.                                                                                         2. Surat keterangan tidak mampu dari Desa/Kelurahan.
                        3. Foto copy Kartu Keluarga.
                        4. Materai 2 (dua) buah.
                        5. Usia maksimal 35 tahun ke bawah.
                        6. Pendataran sampai bulan Pebruari 2013,

Untuk  Keterangan lebih lanjut hubungi Ketua Fosmaga Bapak Odong Sumpena No.Hp.085221866955.
Sekretariat : Jl. Raya Karangpawitan Kp.Nagrog. 254 RT.03. RW.12. Desa Sindanggalih.Kec.Karangpawitan.Kab.Garut - Jawa Barat.








Contoh foto yang di kirimkan                                         











                               FORUM SOSIAL MASYARAKAT GARUT

PERANAN PENDIDIKAN



Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pendidikan berusaha mengubah tingkah laku siswa dalam berfikir dan betindak atau bertingkah laku. A[pabila sejak dini siswa telah diusahakan untuk berfikir dan bertindakl arif terhadap lingkungan maka tujuan pembangunan nasional yang berorientasi terhadap lingkungan akan tercapai.

Pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepadatan penduduk dan lebih mampu meningkatkan daya dukung sosial ( social carrying capacities ). Hal itu penting untik mencegah rusaknya struktur sosial, dan sekolah harus dapat meningkatkan toleransi dan simpati yang diperlukan dalam menempuh hidup di dunia yang bedesakan ini. Dengan demikian pendidikan dapat menanamkan kepedulian yang lebih dalam pada faktor-faktor lingkungan sehari-hari. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di laksanakan pada semua tingkat/sekolah untuk membentuk rasa tanggung jawab atas keadaan lingkungan, serta bagaimana memantau, memelihara dan memperbaiki lingkungan.
    
  Sikap dan nilai yang perlu ditanamkan dalam proses pendidikan di atas terutama menyangkut hal-hal :

1.       Setiap Individu di mana saja berada harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah anggota dari masyarakat dunia. Kelaparan yang menimpa suatu daerah di Afrika misalnya harus di rasakan juga kesedihannya oleh orang lain di Afrika atau Eropa, seakan-akan kelaparan tersebut terjadi di daerahnya sendiri.
2.       Suatu etika baru tentang penggunaan bahan dari sumber alam harus diajarkan kepada peserta didik.
3.       Sikap yang menekankan pada adanya harmoni dengan alam lingkungan perlu ditanamkan, bukan sikap untuk manaklukkan alam. Siswa harus merupakan bagian dari alam.
4.       Setiap orang harus memperhatikan dan bertindak sesuai dengan kepentingan generasi yang akan datang. Meraka harus siap dan bersedia untuk berkorban. Kalau ia hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri, krisis lingkungan lingkungan akan bertambah terus untuk akhirnya menghancurkan kita sendiri.
5.       Setiap orang harus mampu menghayati makna hidup di dunia ini sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Secara ringkas sasaran pendidikan lingkungan hidup perlu diarahkan pada aspek-aspek :

1.       Kesadaran                   :                                     
                                                    Membuat Individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta           peka terhadap totalitas lingkungan dan permasalahannya.

2.       Pengetahuan              :
                                                     Membekali individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai totalitas lingkungan, permasalahan serta peranan dan tanggung jawab manusia.

3.       Sikap                             :
                                                 Mendorong individu dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam perlindungan dan peningkatannya.

4.       Keterampilan             :
                                               Membantu individu dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan ketrampilan yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup.

5.       Kemampuan evaluasi  :
                                                   Meningkatkan kemampuan individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji program-program pembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial, estetika maupun faktor pendidikan.

6.       Partisipasi                      :
                                                Mengembangkan rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat, serta memberi peluang agar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan lingkungan.

Dalam menyelenggarakan pendidikan lingkungan kiranya perlu diingat beberapa prinsip penuntun sebagai berikut :

  • 1.       Selalu ingat bahwa lingkungan itu merupakan suatu totalitas : alami dan binaan, teknologi dan sosial  ( ekonomi, politis, teknologi, budaya, moral, estetika ).
  • 2.       Pendidikan lingkungan hidup merupakan proses berkesinambungan seumur hidup, yang dimulai dari taman kanak-kanak dan berlanjut melalui berbagai tingkat pendidikan formal dan non formal.
  • 3.       Pendekatan harus interdisiplin, sehingga walaupun beranjak dari pokok bahasan spesifik yang holistik dan berimbang.
  • 4.       Mengkaji isu lingkungan hidup dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan global, sedemikian rupa agar siswa dapat mengetahui kondisi lingkungan di daerah geografis lainnya.
  • 5.       Memfokuskan pada situasi lingkungan yang ada sekarang atau kecenderungan yang berlaku di masa depan, dengan tetap memperhatikan peristiwa yang terjadi di masa lalu.
  • 6.       Mendorong terbentuknya etika lingkungan dan kebutuhan kerja sama setempat, nasional maupun internasional untuk mencegah atau memecahkan permasalahan lingkungan.
  • 7.       Secara eksplisit mempertimbangkan aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan dan pertubuhan ekonomi, maupun dalam kegiatan sehari-hari oleh setiap lapisan masyarakat.
  • 8.       Mengkaitkan kepekaan lingkungan dengan tata-nilai serta pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah lingkungan pada berbagai kelompok usia, tetapi menitik-beratkan kepekaan terhadap lingkungan setempat bagi anak-anak pada usia muda.
  • 9.       Membantu siswa agar mampu menemukan gejala dan penyebab utama munculnya suatu permasalahan lingkungan.
  • 10.   Menekankan pemahaman kompleks permasalahan lingkungan, sehingga muncul kebutuhan untuk mengembangkan cara berpikir kritis serta ketrampilan memecahkan permasalahan.
  • 11.   Memanfaatkan lingkungan belajar yang beragam serta menggunakan berbagai macam metode pendekatan dalam proses belajar-mengajar about, in and for the environment, dengan menekankan kegiatan praktis dan pengalaman langsung di lapangan. ***** ( E-Kar)

GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPPUBLIK INDONESIA
                              ( GPP – NKRI ) Pebuari 2013.