Meskipun telah diberikan kesempatan luas
untuk mendirikan pantai polotik, suasana demokratis belum sepenuhnya tercipta.
Alasannya, partai-partai politik tersebut belum tampil sebagai penyalur
kehendak rakyat. Hal itu tampak dari kenyataan bahwa orang-orang yang duduk
dalam parlemen bukan wakil-wakil rakyat, melainkan sepenuhnya wakil partai.
Mereka dipilih oleh partai, bukan oleh rakyat.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pemilu.
Didorong oleh kesadaran menciptakan
demokrasi yang sejati, masyarakat menuntut dilaksanakannya Pemilu. Persiapan
Pemilu dirintis oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Pemerintah membentuk Panitia
Pemilu, pada bulan Mei 1954. Panitia tersebut merencanakan pelaksanaan Pemilu
dalam dua tahap,
- · Pemilu tahap pertama akan dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR.
- · Pemilu tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante ( Dewan pembuat undang-undang dasar ).
Meskipun Kabinat Ali patuh, pemilu
terlaksana sesuai rencana semasa Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilihan Umum
yang Pertama dilaksanakan pada tahun 1955. Sekitar 39 juta rakyat Indonesia
datang ke bilik suara untuk memberikan suaranya. Pemilu pada saat itu berjalan
dengan tertib, disiplin, serta tanpa politik uang dan tekanan dari pihak mana
pun. Itulah sebabnya, banyak pakar politik menilai, Pemilu Pertama tahun 1955
sebagai pemilu paling demokratis yang pernah terlaksana di Indonesia sampai
sekarang ini.
Empat Besar Hasil Pemilu Pertama
Hasil Pemilu Pertama memunculkan empat partai terkemuka yang meraih kursi terbanyak di DPR dan Konstituante. Ke empat partai tersebut adalah :
- · Majelis Syura Muslimin Indonesia ( Masyumi ).
- · Partai Nasional Indsonesia ( PNI ).
- · Nahdlatul Ulama ( NU ).
- · Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
Dominasi ke
empat partai di atas tampak dari pertimbangan kursi di DPR yang terdiri atas
272 kursi dan di Konstituante yang terdiri atas 520 kursi.
Perimbangan
Kursi DPR Hasil Pemilu Pertama.
- · Masyumi : 60 kursi.
- · PNI : 58 kursi.
- · NU : 47 kursi.
- · PKI : 32 kursi.
- · Partai lainnya memperebutkan sisa 75 kursi.
Meskipun Pemilu Pertama terlaksana
secara demokratis, baik DPR hasil Pemilu Pertama maupun Konstituante tidak
mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Kecenderungan partai-partai untuk lebih
mementingkan kepentingan kelompoknya dari pada aspirasi rakyat masih tetap
muncul. Akibatnya stabilitas politik menjadi terganggu. Keadaan itulah yang
turut membuat sejumlah daearah bergolak, seperti pemberontakan PRRI dan
Permesta. Krisis Politik yang semakin memuncak mendorong Presiden Soekarno
mengeluarkan suatu dekrit yang mengakhiri masa Demokrasi Liberal.( ***** E –
Kar ).
Anggota ABRI memberikan hak suara dalam Pemilu tahun 1955.
Dalam Pemilu I, anggota militer berhak ikut memilih, namun mereka
tidak memperoleh kursi dalam parlemen. Berbeda dengan Pemilu se-
sudahnya, anggota TNI/POLRI tidak berhak memilih, namun mereka
mendapat jatah kursi di DPR.
Dalam Pemilu I, anggota militer berhak ikut memilih, namun mereka
tidak memperoleh kursi dalam parlemen. Berbeda dengan Pemilu se-
sudahnya, anggota TNI/POLRI tidak berhak memilih, namun mereka
mendapat jatah kursi di DPR.
GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
( GPP – NKRI ) Pebruari 1013,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar