Jumat, 07 November 2014

OPTIMALISASI PENANAMAN POHON DI BANTARAN SUNGAI CITARUM



I. Latar Belakang



Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat.   Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu ekosistem diduga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi daerah, sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi DAS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an melalui Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air (PPHTA), melalui Inpres Penghijauan dan Reboisasi, kemudian dilanjutkan dengan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK).  Tujuan dari upaya-upaya tersebut pada dasarnya adalah untuk  mewujudkan  perbaikan  lingkungan  seperti  penanggulangan  bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan
partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat.



II.Tujuan



Berdasarkan uraian di atas menunjukkan perlunya pengelolaan DAS secara terpadu   yang   harus   melibatkan   pemangku   kepentingan   pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri dari unsur–unsur masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan prinsip-prinsip keterpaduan, kesetaraan dan berkomitmen untuk menerapkan penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya alam yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan.   Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut diperlukan perencanaan teknik pelaksanaan pengelolaan DAS yang optimal supaya permasalahan DAS dapat menjadi hal yang bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sekitar DAS. GPP-NKRI sebagai suatu Perkumpulan yang peduli terhadap lingkungan hidup telah melakukan kajian teknik pelaksanaan pemanfaatan lahan di kawasan DAS sungai Citarum yang akan segera dilaksanakan berdasarkan surat Rekomendasi dari Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS Dan Perhutanan Sosial, Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Tanggal 20 Februari 2013 No. S.132/PTH-1/2013, dengan tembusan ke BPDAS Citarum Ciliwung di Bogor dalam hal teknis perlindungan kanan kiri/tebing sungai, dan surat dari BPTH Tanggal 7 Maret 2013. No. S. 107/BPTH.JM-3/2013 mengenai kesiapan jenis bibit Tanaman yang tersedia dan yang cocok untuk ditanam di sekitar Bantaran Sungai. Surat Ijin/Dukungan No.LP.05.02-Ar/273/2013 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Diretorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, dan Surat Ijin/Dukungan No.HM.04.02-Av/689/2013 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.



III. Jenis Kegiatan



Kegiatan yang akan dilakukan oleh GPP-NKRI dan bersama masyarakat untuk menindaklanjuti pelakasanaan pemanfaatan lahan di kawasan DAS Citarum antara lain:

1.      Penanaman Pohon di DAS Citarum
2.      Menyiapkan mesin penghancur sampah dan penyaring sampah terapung
3.      Penempatan Kambing
4.      Penanaman Tanaman Holtikultura

  IV. Teknik Pelaksanaan


1.   Penanaman Pohon di Das Citarum
Berdasarkan surat rekomendasi dari Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS Dan Perhutanan Sosial, Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Tanggal 20 Februari 2013 No. S.132/PTH-1/2013, dengan tembusan ke BPDAS Citarum

Ciliwung di Bogor dalam hal teknis perlindungan kanan kiri/tebing sungai, dan surat dari BPTH Tanggal 7 Maret 2013. No. S. 107/BPTH.JM-3/2013 mengenai kesiapan jenis bibit Tanaman yang tersedia dan yang cocok untuk ditanam di sekitar Bantaran Sungai Citarum dengan pola tanam 50 meter kiri kanan sungai dan Jenis tanaman yang telah diatur oleh BPDAS. Dan Ijin/Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan. Nomor : LP.05.02-Ar/273. Tanggal 8 Mei 2013.

2. Mesin Penghancur Sampah dan Penyaring Sampah.
Menyiapkan alat penghancur sampah dan penyaring sampah yang disiapkan dibeberapa jembatan yang kandungan sampah sangat banyak. Pola yang digunakan adalah dengan

memasang seling/saringan yang dipasang pada jembatan dengan ketinggian 1 meter dengan tujuan dapat menyaring sampah terutama sampah plastik pada musim hujan. Dan mesin penghancur sampah akan ditempatkan dekat jembatan yang dipasang seling atau saringan dan dibeberapa tempat yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan sampah jadi pupuk organik maupun anorganik khususnya sampah yang berasal dari sungai citarum.

3. Penempatan Kambing
Pola penempatan kambing yaitu perkelompok, setiap kelompok ditempatkan 20 ekor kambing dan kandang dengan tujuan utama adanya kesinambungan dengan penanaman pohon di DAS Sungai Citarum dalam hal penyediaan pupuk kandang dan untuk membersihkan rumput, semak dan ilalang yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Teknik pemeliharaan yaitu 20 ekor kambing dipelihara oleh 16 orang dengan pola bergilir.

4. Penanaman Holtikultura
Untuk menambah nilai fungsi lahan yang tersedia di DAS Sungai Citarum direncanakan akan menanam tanaman holtikultura dengan pola tanam atau jarak tanam yang tidak mengganggu tanaman keras yang sudah diatur oleh BPDAS dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat disekitar DAS Citarum.                

V.Hasil yang diharapkan
Pola Tanam  kiri kanan sungai mengacu pada aturan dari BPDAS yaitu tanaman yang tidak boleh ditebang tapi mempunyai nilai produktif lain misalnya tanaman keras serba guna (MPTS) dengan tujuan untuk penyerapan air dan mempunyai nilai ekonomis. Penempatan seling atau saringan sampah dan mesing penghancur sampah dibeberapa lokasi di DAS Citarum

diharapakan dapat mengurangi sampah sampah yang ada disungai Citarum. Untuk
mengurangi rumput dan ilalang yang tumbuh liar di DAS Sungai Citarum ditempatkan kambing dengan pola pemeliharaan bergilir sehingga terjadi simbiosis yang saling menguntungkan.



V.I. Kesimpulan.
Dengan Optimalisasi Kegiatan yang dilaksanakan oleh GPP – NKRI dan bersama masyarakat sehingga tercapai tujuan mengembalikan Citarum kepada Habitatnya.

GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP – NKRI )

Disusun oleh :
Tim GPP – NKRI
  E. Karmana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar