Pengertian dan Definisi Hutan Rakyat Wisata Budaya -
Cibarangbang Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung Propinsi
Jawa Barat berpedoman dengan PP Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota pasal 1
ayat 2; Mendefinisikan hutan kota sebagai suatu hamparan lahan yang bertumbuhan
pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah
negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang
berwenang.
Dalam pelaksanaan konservasi penanaman pohon di bantaran dan
pinggiran/sodetan sungai citarum, Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsoang,
Kabupaten Bandung (Cibarangbang) 30% dari luas kawasan tersebut perlu dijadikan
sebagai kawasan lindung. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan. Dengan demikian Hutan Rakyat Wisata Budaya - Cibarangbang
menjadikan suatu kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan kelestarian
lingkungan.
Tujuan penyelenggaraan Hutan Rakyat Wisata
Budaya-Cibarangbang adalah untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan
ekosistem yang meliputi unsur
lingkungan, sosial dan budaya. Dapat dijelaskan lagi bahwa tujuan dari
pembangunan hutan rakyat wisata budaya- Cibarangbang ini adalah:
- menekan/mengurangi
peningkatan suhu udara di Wilayah DAS Citarum.
- menekan/mengurangi
pencemaran udara (kadar karbonmonoksida, ozon, karbondioksida, oksida
nitrogen, belerang dan debu);
- mencegah
terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; dan
- mencegah
terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut,
meningkatnya kandungan logam berat dalam air.
Hutan Rakyat Wisata Budaya- Cibarangbang tumbuh dan dibangun
pada areal pinggiran/Sodetan DAS Citarum. Pembangunan hutan rakyat wisata
budaya dibuat guna memperbaiki dan memelihara lingkungan DAS Citarum. serta
penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti,
kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik matahari, kehidupan
satwa dan juga sebagai tempat rekreasi. Dengan Hutan Rakyat Wisata Budaya-
Cibarangbang bisa mengurangi dampak cuaca yang tidak bersahabat seperti
mengurangi kecepatan angin, mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga
memberikan efek pengurangan pemanasan global.
Pembangunan hutan rakyat wisata budaya - Cibarangbang DAS
Citarum mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut ::
- memperbaiki
dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
- meresapkan
air;
- menciptakan
keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik DAS Citarum; dan
- mendukung
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Manfaat yang dapat dirasakan dari dibangunnya Hutan Rakyat
Wisata Budaya - Cibarangbang DAS Citarum adalah :
- pariwisata
alam, rekreasi dan atau olah raga;
- penelitian
dan pengembangan;
- pendidikan;
- pelestarian
plasma nutfah; dan atau
- budidaya
hasil hutan bukan kayu.
Identitas Hutan Rakyat
Wisata Budaya - Cibarangbang Bojongsari
1.Jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau
lambang suatu kota dapat dikoleksi pada areal hutan kota.
2. Pelestarian plasma nutfah
Hutan Rakyat Wisata Budaya dijadikan sebagai tempat koleksi
keanekaragaman hayati yang tersebar diseluruh wilayah tanah air kita. Kawasan
Hutan Rakyat Wisata Budaya dapat dipandang sebagai areal pelestarian diluar
kawasan konservasi, karena pada areal ini dapat dilestarikan flora dan fauna
secara eksitu.
3. Penahan dan penyaring partikel padat dari udara
Dengan adanya hutan rakyat wisata budaya,
partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat
dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Dengan adanya
mekanisme ini jumlah debu yang melayan-layang di udara akan menurun. Partikel
yang melayang-layang dipermukaan bumi sebagian akan terjerap (menempel) pada
permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang
kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga
partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Daun yang berbulu
dan berlekuk seperti halnya daun bunga matahari dan kersen mempunyai kemampuan
yang tinggi dalam menjerap partikel dari pada daun yang mempunyai permukaan
yang halus. Manfaat dari adanya tajuk Hutan Rakyat Wisata Budaya ini adalah
menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat, jika dibandingkan dengan kondisi
udara pada kondisi tanpa tajuk dari hutan.
4. Penyerap dan penjerap partikel timbal
Kendaraan bermotor merupakan sumber
utama timbale yang mencemari udara diperkotaan. Diperkirakan sekitar 60-70 %
dari partikel timbal di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor.
5. Penyerap dan penjerap debu semen
Debu semen merupakan debu yang sangat
berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh
karena itu debu semen yang terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya.
6. Peredam kebisingan
Pohon dapat meredam suara dengan cara
mengasorbsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan yang
paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan
daun yang rindang. Dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata
yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari
kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah.
7.
Mengurangi bahaya hujan asam
Pohon dapat membantu dalam mengatasi
dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses
gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca,
Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula.
8. Penyerap karbon-monoksida
Mikroorganisme serta tanah pada lantai hutan
mempunyai peranan yang baik dalam menyerap gas ini. Tanah dengan
mikroorganismenya dapat menyerap gas ini dari udara yang semula konsentrasinya
sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m3) menjadi hampir mendekati nol hanya dalam
waktu 3 jam saja.
\
9. Penyerap karbon –dioksida dan penghasil oksigen
Hutan merupakan penyerap gas
karbon-dioksida (CO2) yang cukup penting, selain dari fito-plankton, ganggang
dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap
gas ini sebagai akibat menurunnya luasan hutan akibat perladangan, pembalakan,
dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan rakyat wisata budaya untuk membantu
mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut.
10. Penahan angin
Dalam mendisain hutan rakyat wisata budaya
untuk menahan angin faktor yang harus diperhatikan adalah :
v Jenis
tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
v Daunnya
tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang.
v Akarnya
menghunjam masuk kedalam tanah. Jenis ini lebih tahan terhadap hembusan angin
yang besar dari pada tanaman yang akarnya bertebaran hanya disekitar permukaan
tanah. v Memiliki
kerapatan yang cukup (50-60) %.
v Tinggi
dan lebar jalur hutan cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang
diinginkan dengan baik.
11.
Penyerap dan penapis bau
Tanaman dapat digunakan untuk
mengurangi bau. Tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan
menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau. Akan lebih baik lagi
hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat
menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum. Tanaman yang dapat
menghasilkan bau harum antara lain: cempaka (Michelia champaka) dan
tanjung (Mimosops elengi).
12. Mengatasi penggenangan
Daerah bawah yang sering digenangi
air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan
evapotranspirasi yang tinggi. Jenis tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah
tanaman yang mempunyai jumlah daun yang banyak, sehingga mempunyai stomata
(mulut daun) yang banyak pula.
13. Mengatasi intrusi air laut
Upaya untuk mengatasi masalah ini
sama dengan upaya untuk meningkatkan kandungan air tanah yaitu membangun hutan
lindung pada daerah resapan air tanah
yaitu membangun hutan lindung pada
daerah resapan air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang
rendah.
14.
Produksi terbatas
Hutan Rakyat Wisata Budaya berfungsi in-tangible
dan tangible. Penanaman dengan tanaman yang menghasilkan biji atau
buah yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan warga masyarakat
dapat meningkatkan taraf gizi/kesehatan dan penghasilan masyarakat.
15. Ameliorasi iklim
Salah satu masalah penting yang cukup
merisaukan penduduk perkotaan adalah berkurangnya rasa kenyamanan sebagai
akibat meningkatnya suhu udara di perkotaan. Hutan Rakyat Wisata Budaya
dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan agar pada saat siang hari tidak
terlalu panas, sebagai akibat banyaknya jalan aspal, gedung bertingkat,
jembatan layang, papan reklame, menara antena pemancar radio, televisi dan
lain-lain, sebaiknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pepohonan
dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi serta jumlah pantulan radiasi
surya suatu hutan sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman,
umur tanaman, posisi jatuhnya sinar surya, keadaan cuaca, dan posisi lintang.
Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman dari pada daerah tidak ditumbuhi oleh
tanaman.
16. Pengelolaan sampah
Hutan Rakyat Wisata Budaya dapat
diarahkan untuk pengelolaan sampah dalam hal :
(1). sebagai
penyekat bau.
(2). sebagai
penyerap bau.
(3). sebagai pelindung tanah hasil
bentukan dekomposisi dari sampah.
(4). sebagai penyerap zat yang
berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida,
serta bahan beracun dan berbahaya lainnya.
17. Pelestarian air tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah
yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus
bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar. Maka kadar
air tanah hutan akan meningkat.
18. Penapis cahaya silau
Manusia sering dikelilingi oleh
benda-benda yang dapat memantulkan cahaya seperti kaca, aluminium, baja, beton,
dan air. Apabila permukaan yang halus dari benda-benda tersebut memantulkan
cahaya akan terasa sangat menyilaukan dari arah depan, akan mengurangi daya
pandang pengendara. Oleh sebab itu, cahaya silau tersebut perlu untuk dikurangi.
Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut bergantung pada
ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun
kerimbunan tajuknya.
19. Meningkatkan keindahan
Tanaman dalam bentuk, warna dan
tekstur tertentu dapat dipadu dengan benda-benda buatan seperti gedung, jalan
dan sebagainya untuk mendapatkan komposisi yang baik. Peletakan dan pemilihan
jenis tanaman harus dipilih sedemikian rupa, sehingga pada saat pohon tersebut
telah dewasa akan sesuai dengan kondisi yang ada. Warna daun, bunga atau buah
dapat dipilih sebagai komponen yang kontras atau untuk memenuhi rancangan yang
nuansa (bergradasi lembut).
20. Sebagai habitat burung
Salah satu habitat liar yang dapat
dikembangkan di perkotaan adalah burung. Burung perlu dilestarikan, mengingat
mempunyai manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat, antara lain :
§ Membantu
mengendalikan serangga hama.
§ Membantu
proses penyerbukan bunga.
§ Mempunyai
nilai ekonomi yang lumayan tinggi.
§ Burung
memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan. § Burung
dapat dipergunakan untuk berbagai atraksi rekreasi.
§ Sebagai
sumber plasma nutfah.
§ Objek
untuk pendidikan dan penelitian.
21. Mengurangi stress
Program pembangunan dan pengembangan
hutan dapat membantu mengurangi sifat yang negatif. Kesejukan dan kesegaran
hutan dapat menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Kicauan dan tarian burung
akan menghilangkan kejemuan, hutan juga
dapat mengurangi kekakuan dan monotonitas.
22.
Meningkatkan industri pariwisata
Hutan Rakyat Wisata Budaya dapat
mendatangkan pengunjung baik dari local maupun mancanegara karena hutan yang dimiliki mempunyai keunikan, indah, dan
menawan.
23.
Sebagai hobi dan pengisi waktu luang
Monotonitas, rutinitas dan kejenuhan
kehidupan di kota besar perlu diimbangi oleh kegiatan lain yang bersifat
rekreatif, akan dapat menghilangkan monotonitas, rutinitas dan kejenuhan kerja.
Rancangan Program GPP-NKRI pada bidang
Hutan Rakyat Wisata Budaya – Cibarangbang.
Sasaran
program adalah peningkatan kepedulian masyarakat mengenai keseimbangan
ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup.
Pelaksanaan
dilapangan dengan membuat rancangan program Hutan Rakyat Wisata Budaya -
Cibarangbang. Yang berpedoman kepada Analisa Dan Studi Penanggulangan
Permasalahan Sungai Citarum di Kabupaten Bandung. Kembalikan Sungai Citarum
Pada Habitatnya.
GENERASI PENERUS
PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP - NKRI )
Bandung, 7 Juni 2014.
TIM GPP-NKRI
Ttd
E.KARMANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar