Sabtu, 14 Maret 2015

SUPER ( 6 ) SEMAR ( 5 ) 11 MARET


INDONESIA beserta DUNIA berarti satu jawaban yang nyata,  sebelum Konferensi Asia – Afrika bersama, Portugal, Portugis, Walanda, Belanda, India dan Irlandia, membuktikan Karomat Leluhur Suci Indonesia, Karunia dari Allah SWT mengangkat keadilan derajat di seluruh dunia, dimulai dari Pulau Jawa Indonesia yang didalamnya mencakup kode dalam bentuk DRI-1.1/SK/SX/SX/SX/SX.

Kebesaran bangsa Indonesia terpimpin oleh pemimpin yang berbangsa dan mempunyai jiwa besar dalam memimpin tonggak pemerintahan, sehingga bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang besar diantara negara – negara lain di dunia ini.

Sumpah sebelum diadakannya Konferensi Asia – Afrika.
Pada tanggal 5 Mei 1954, seorang yang berasal dari Indonesia tepatnya daerah Jawa Timur yang bernama Kusno Robuno dipanggil oleh Tuan INN bersamaan dengan Walanda dan Belanda, juga bersama Panglima Portugal yang membawa paham Kolonialisme.

Hadir dari pertemuan antara Kusno Robuno dengan Tuan INN yang berasal dari Aljazair yang membawa dan melaksanakan prinsip – prinsip dari Aljazair, yaitu Zajirotul Awal. Dari Tuan INN lah Kusno Robuno mendapatkan suatu mandat dari Aljazair. Lokasi pertemuan adalah disebelah keramat Aljazair yang merupakan tempat Petilasan Nabi Hidzir AS disaat beliau menerangkan tentang dunia kepada bangsa dan rakyatnya. Setelah pertemuan itu Kusno Robuno mendapatkan amanah – amanah dari Aljazair, yaitu bangsa Indonesia harus berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pada saat pertemuan Tuan Inn didampingi oleh seorang ajudannya yaitu Zeaung Jourette, sedang Kusno Robuno didampingi oleh dua orang ajudannya yaitu Notonegoro dari Cupunegoro dan Yusuf Haruna Hakim anak dari Maulana Hakim turunan dari Sultan Hasanuddin Banten. Pada pertemuan itu Tuan Inn mengatakan dengan jelas dan tegas bahwa Sumpah sebelum Konferensi Asia – Afrika rupiah tidak boleh diganti gambar kecuali gambar Kusno Robuno dan rupiah dicetak setelah hasil dari musyawarah Painet ORI antara Jepang – Portugal – Portugis, Walanda dan Belanda. Sumpah dari musyawarah para pemimpin yang terpimpin adalah jika seorang pemimpin tidak bisa melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik dan benar, maka bangsa Indonesia akan terlibat utang negara yang besar, semakin lama semakin membengkak utang Indonesia.

Suatu saat dari tahun 1970 sampai tahun 1980-an, Indonesia dipimpin oleh seorang pemimpin yang menghisap darah rakyatnya sendiri, maka pada tahun – tahun itu  indonesia mengalami peristiwa – peristiwa yang tidak menentu, jika pada tahun 1964 terjadi Devaluasi terhadap nilai mata uang rupiah, dari Rp.1000,- menjadi Rp.1,- maka keadaan ekonomi Indonesia tidak akan menentu. Dari kejadian tersebut menandakan Indonesia akan mengalami pergolakan yang cukup hebat, para pemimpin di Indonesia akan mengalami banyaknya pergantian. Jika suatu saat nanti Jayabaya kembali dan telah menginjak pada fase “GO” dari Natanegara, maka bangsa Indonesia akan dipimpin oleh seorang pemimpin yang besar yang membawa rahmat Allah SWT untuk disampaikan kepada seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

Peringatan dari sejarah dunia untuk membuka hati nurani bangsa Indonesia ditandai dengan menjeritnya hati seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan ditandai pula dengan banyaknya peristiwa – peristiwa yang menelan korban rakyat tidak berdosa, pertumpahan darah terjadi dimana-mana, itulah tanda-tanda akan turunya seorang pemimpin yang adil dalam kebijaksanaannya dan bijaksana dalam keadilannya. Itulah amanah-amanah hasil dari pertemuan Aljazair.

Pertemuan Aljazair dihadiri oleh, antara lain :
1.Tuan Inn.
2. Zeaung Jourette.
3. Kusno Robuno.
4. Yusuf Hauna Hakim.

Pada tahun 1954 Kusno Robuno kembali ke Indonesia setelah pertemuan Aljazair dan sebelum diadakannya Konferensi Asia – Afrika di Bandung, Jawa Barat Indonesia, mulai berangkat dari Aljazair jam 06.00.  ***** ( E-Kar/GPP-NKRI )

GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP – NKRI ) Maret 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar