Minggu, 21 Desember 2014
Minggu, 14 Desember 2014
OPTIMALISASI KONSERVASI POLA PENANAMAN POHON DAS CIUJUNG PROVINSI BANTEN
Sungai Ciujung merupakan sungai terbesar di Provinsi Banten,
melewati 2 kabupaten yaitu Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. Luas Daerah
Aliran Sungai (DAS) Sungai Ciujung + 1850 km2 terdiri dari tiga anak sungai
utama yaitu : Sungai Cisimeut luas Sub DAS 458 km2, Sungai Ciberang luas Sub
DAS 304 km2, Sungai Ciujung Hulu luas Sub DAS 594 km2 dan anak sungai lainnya
yang lebih kecil berada disebelah hilir kota Rangkasbitung yaitu Sungai
Cikambuy, Sungai Cisangu, Sungai Ciasem, Sungai Cibongor dan Sungai Ciyapah.
Pengukuran Topografi,
Hidrometri dan pengumpulan data dasar untuk perencanaan jaringan irigasi
dimulai pada tahun 1896. Tahun 1899 diterbitkan laporan penilaian kelayakan
proyek irigasi dan komite rehabilitasi yang dibentuk oleh pemerintah Belanda
pada tahun 1897. Komisi ini merekomendasikan agar pemerintah tidak semata
menilai pembangunan proyek dari segi fiskal semata, melainkan harus lebih
banyak ditekankan pada asperk sosial ekonomi masyarakat.
Bendung Pamarayan Baru yang telah dibangun sejak tahun 1992
sebagai pengganti Bendung Pamarayan Lama dan tetap menggunakan saluran utama yang
ada untuk suplai air ke daerah irigasi karena masih memungkinkan untuk
digunakan.
Sebelumnya Balai PSDA
WS. Ciujung – Cidanau Provinsi Banten dibentuk Berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Banten Nomor : 23 Tahun 2002 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten.
Balai PSDA Wilayah
Sungai Ciujung – Cidanau, mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan teknis
Oprasional Dinas dibidang pengelolaan Sumber daya air. Dalam Melaksanakan Tugas
sebagai mana diatas Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciujung –
Cidanau mempunyai Fungsi :
1.
Penyusunan Rencana
Teknis Operasional Balai.
2.
Pelaksanaan Kebijakan
Teknis bidang Pengelolaan Sumber Daya Air.
3.
Pelaksanaan Layanan
Kepada Masyarakat dibidang Sumber Daya Air.
4.
Pelaksanaan Oprasi dan
Pemeliharaan, perbaikan prasarana, dan sarana sumber daya air.
5.
Pelaksanaan
penanggulangan banjir dan pengendalian sumber daya air
6.
Pelaksanaan upaya
Pelestarian air dan sumber air.
7.
Pelaksanaan Pemantauan
dan pelaporan pemanfaatan sumber daya air.
8.
Pelaksanaan Kordinasi,
Kerjasama, dan Fasilitas pengelolaan Sumber Daya Air.
9.
Pelayanan Sistem
Informasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
10.
Pelayanan Penunjang
Penyelenggaraan Tugas Dinas.
11.
Pengelolaan
Ketatausahaan Balai.
Balai Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Ciujung – Cidanau mempunyai Wilayah Kerja Meliputi :
·
Kabupaten Lebak
·
Kabupaten Serang
·
Kota Serang
·
Kota Cilegon.
Salah satu kawasan
yang memiliki masalah kerusakan lingkungan yang besar di Indonesia ialah DAS
Ciujung yang merupakan salah satu DAS Kategori I atau membutuhkan penanganan
serius karena kondisinya sangat kritis. Kawasan DAS Ciujung memiliki peran yang
besar sebagai sistem perlindungan dan penyangga kehidupan sehingga keberadaannya
perlu dikelola dengan baik agar peran tersebut tetap berfungsi secara lestari.
Kerusakan di bagian hulu tidak hanya mempunyai efek yang bersifat on site tetapi juga menyebabkan efek
yang bersifat off site atau kerusakan
di bagian hilir. Efek dari kerusakan lingkungan dapat berdampak terhadap
menurunnya ekonomi penduduk dari suatu lokasi bahkan dapat berdampak
meningkatnya kemiskinan. Oleh karena itu, Genersi Penerus Pejuang Negara
Kesatuan Republik Indonesia (GPP-NKRI) - Banten sebagai suatu perkumpulan yang
peduli terhadap kelestarian lingkungan memandang perlu dilakukan penatagunaan lahan
yang optimal di DAS Ciujung dengan memperhatikan aspek ekologi dan ekonomi
sehingga kawasan DAS Ciujung dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan
sebagai suatu kawasan lindung namun tetap memperhatikan aspek pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan awal yang akan dilakukan GPP-NKRI bersama masyarakat yaitu
melakukan optimalisasi penanaman pohon di Bantaran Sungai Ciujung yang berada
di Kelurahan Cijoglo Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
III. Maksud dan
Tujuan
Rancangan kegiatan ini bertujuan untuk:
2.
Merencanakan pola penggunaan lahan dan pola areal budidaya tanaman optimal di
DAS Ciujung yang dapat memenuhi sasaran ekologi dan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
di sekitar DAS Ciujung.
Dari
hasil survey yang dilakukan oleh Tim GPP-NKRI Banten di DAS Ciujung yang berada
di Kecamatan Pamarayan, Desa Sangiang dan Desa Winara, Kecamatan Rangkasbitung, Kelurahan Cijoro Lebak, Cijoro Pasir, Desa Pabuaran, dan Desa Kolelet Wetan. Diketahui bahwa lebar bantaran sungai sangat bervariasi antara lebar 2 meter
untuk areal sempit sampai dengan lebar 18 meter areal yang lebar. Pola penanaman di bantaran Sungai Ciujung
dengan acuan pola tanam 2x3 meter yaitu 3 meter kearah memanjang / searah
aliran sungai dan 2 meter kearah melebar / lebar dari pinggir sungai ke pinggir
jalan. Dengan jarak penanaman 23,7 KM dengan lebar bervariasi antara 2 meter
sampai dengan 18 meter dengan kontur dan keadaan lahan yang berbeda-beda dari
estimasi perhitungan dibutuhkan 71910 pohon yang akan ditanan di kanan kiri DAS
Ciujung dengan pola tanam sebagai berikut :
1. Tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) untuk ditanam dipinggir sungai
sebanyak 16.284 pohon
2. Tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) untuk ditanam dipinggir jalan
sebanyak 15.000 pohon
3. Tanaman produktif sebanyak 40.626 pohon
4. Tanaman Tumpang sari.
1. Tanaman Multi purpose tree species (MPTS) antara lain : Alpukat (Persea
americana), Aren (Arenga pinnata), Asam jawa (Tamarindus indica),
Jambu biji (Psidium guajava), Jeruk (Citrus spp.), Kemiri (Aleurites
moluccana), Kina (Cinchona pubeschens), Mangga (Mangifera indica),
Nangka (Artocarpus heterophyllus), Petai (Parkia sppeciosa),
Rambutan (Nephelium lappceum), pinang
2. Tanaman produktif
antara lain : Kayu Albasia, Kayu Sengon, Kayu Jabon, Kayu sengon, Suren, Akasia
dan lain-lain.
3. Tanaman Tumpang Sari antara
lain :Bawang merah (Allium ascalonicum),Bawang putih (Allium sativum),Bayam (Amaranthus spp.), Buncis (Phaseolus vulgaris), Cabe hijau (Capsicum annum), Cabe merah (Capsicum annum), Cabe rawit (Capsicum frutescens), Jagung (Zea mays),
Jahe (Zingiber officinale),
Kacang merah (Vigna umbellata), Kacang panjang (Vigna sinensis), Kacang tanah (Arachis hypogaea), Kangkung (Ipomoea aquatica), Kedelai (Glycine max) , (Solanum tuberosum), Ketimun (Cucumis sativus).
VI. Kegiatan yang Akan Dilaksanakan
Untuk menindak lanjuti
rencana optimalisasi penanaman pohon di DAS Ciujung ini akan dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan Balai Pembenihan Tanaman Hutan (BPTH) Provinsi Banten. dalam hal kesiapan bibit terutama tanaman MPTS.
1. Melakukan koordinasi dengan Balai Pembenihan Tanaman Hutan (BPTH) Provinsi Banten. dalam hal kesiapan bibit terutama tanaman MPTS.
3. Melakukan Koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal SDA Balai Besar wilayah Sungai Ciujung-.Cidanau Prov. Banten.
4. Melakukan audiensi dengan Desa dan Masyarakat tentang teknik pelaksanaan
dan persiapan penanaman pohon di DAS Ciujung.
5.Membuat Kesepakatan dengan Masyarakat penggarap tentang
Pemeliharaan/Perawatan guna menjaga lingkungan DAS CIUJUNG.
VII. Hasil Yang Akan Dicapai
Dengan Pola Tanam dan Teknik
Penanaman pohon yang tepat guna di DAS
Ciujung di Kecamatan Pamarayan, Desa Sangiang, dan Desa Wirana. Kecamatan Rangkasbitung, Kelurahan Cijoro Lebak, Cijoro Pasir, Desa Pabuaran, dan Desa Kolelet Wetan, akan dapat
meminimalisir lahan kritis yang ada menjadi lahan yang produktif dan dapat
memberdayakan masyarakat di sekitar DAS Ciujung, Provinsi Banten.
GENERASI PENERUS PEJUANG
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP – NKRI ) – BANTEN
DESEMBER 2014.
Disusun
Oleh : Tim : GPP _ NKRI PUSAT.
E. KARMANA
Selasa, 09 Desember 2014
GORONG-GORONG DAS CITARUM SUDAH DIPERBAIKI
Perbaikan Gorong-gorong yang longsor dan perbaikan Jalan Inspeksi Citarum di Desa Bojongsari Kecanatan Bojongsoang Kabupaten Bandung sudah dilaksanakan. Perbaikan ini atas dasar teguran dan peringatan dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. Pada Pabrik yang membuat- Nya. Tetapi perbaikan ini hanya sebatas gorong-gorong saja, jalan masih di biarkan tidak adanya pemadatan, dihawatirkan terjadi amblas dan kondisi becek pada saat hujan. ***** (E-Kar/GPP-NKRI)
Terlihat pada foto posisi jalan isnpeksi citarum
GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK iNDONESIA
( GPP-NKRI ) Desember 2014.
Selasa, 02 Desember 2014
ANALISA DAN STUDI PENANGANAN MASALAH SUNGAI CITARUM
KONSERVASI
PENANAMAN POHON TERPADU
DI
PROVINSI JAWA BARAT
“ SOSIALISASI DAN PENELITIAN AIR SUNGAI
CITARUM “
PASTI ALAM HAYATI
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah Genersi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia ( GPP
– NKRI ) bersama Masyarakat telah berjalan 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan
Konservasi Penanaman Pohon di DAS Citarum. Sebanyak 21.000 pohon sudah tertanam,
mulai dari Daerah Sapan sampai Desa Bojongsari sepanjang 13 KM.
Motivasi - Aspirasi dari segala pihak
yang terlibat dalam Pelaksanaan Program “ Analisa dan Studi Penanganan Masalah
Sungai Citarum di Provinsi Jawa Barat “ ini. Karena dengan curahan pendapat dan
pikiran yang diterima oleh Tim GPP - NKRI, Program ini dapat berjalan dan
berkembang sebagaimana mestinya.
Sebelumnya, Tim GPP - NKRI memohon maaf
jika dalam penyusunan Program ini terdapat banyak sekali kesalahan dan
kekurangan. Baik dari kesalahan kata maupun hal-hal lainnya yang tidak berkenan
di hati, karena pelaksanaan program ini dilandasi dengan semangat juang yang
tinggi, dan dasar pola semangat “ Mandiri, Kreatif, dan Penuh Wawasan
Kebangsaan “. Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu. “ Bersama Masyarakat Tumbuh
Satu tumbuh Seribu “
Maka dari itu, Tim GPP-NKRI, sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain agar kualitas dari pelaksanaan
kegitan ini dapat lebih ditingkatkan di masa mendatang.
Bandung, 10
Nopember 2014.
TIM GPP –
NKRI.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………...................................................................................... i
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………… .ii
Selayang Pandang & Fropil GPP-NKRI
…………………………………………………………..iii
Bab I
Pendahuluan………………………………………………………………………………… 1
Bab II Kegiatan dan Rincian Data
lahan………………………………………………………… 2
Bab III Konsep Acuan Program
……………………………………………………………………3
Bab IV Penutup ……………….…………………………………………………………………….4
PROFIL
SELAYANG PANDANG
PERKUMPULAN GENERASI PENERUS PEJUANG
NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA adalah perkumpulan yang berasas
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Perkumpulan ini berdiri sejak 2011 di
Bandung dan di syahkan dengan Akte Notaris DEDE.SH. No.10 Tanggal 30 Mei 2011,
perkumpulan ini merupakan Perkumpulan yang memiliki dasar kesamaan :
Kegiatan/Fungsi/Profesional/Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki tujuan umum. Berpartisipasi
aktif dalam hal pengembangan dan peningkatan wawasan dan kesejahteraan
masyarakat serta menjaga Kelestarian Alam melalui pendidikan dan kegiatan
sosial masyarakat. Serta sifat khusus di bidang sosial kemasyarakatan sesuai
dengan AD/ART perkumpulan.
Periode kepengurusan Perkumpulan GPP-NKRI dari
tahun 2012 sampai dengan 2017 selama 5 tahun dengan Ketua Umum E.Karmana.
Sekretaris Umum Yono Mulyono, Bendahara Umum Budi Naskawan, dengan
kantor/seKretariat yang beralamat : Jl. Cibadak (SadangSari) No.74 Kel. Andir.
Kec. Baleendah. Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Telp. 022-61158820,
Email : founding_father45@yahoo.com,
Online : Www.gpp-nkri.blogspot.com.
Yang didukung dengan kelengkapan fasilitas kantor yang dapat mendukung
aktivitas perkumpulan.
Rencana kegiatan yang akan kami lakukan dalam
waktu dekat ini adalah membantu pemerintah bersama masyarakat, bekerjasama demi
terciptanya daerah tangkapan air dan sungai yang bersih, sehat, dan produktif
serta memberikan manfaat berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di
Daerah-daerah, dengan suatu landasan program Penanaman Pohon terutama di
wilayah Sungai Citarum.
Demikian,
Profil singkat perkumpulan kami.
Bandung,
10 Nopember 2012.
Ketua Umum
Sekretaris Umum
Ttd Ttd
E.Karmana
Yono Mulyono.
TRILOGI
GPP-NKRI, adalah tiga Ideologi garis besar haluan
dalam PROGRAM
KERJA/MISI Generasi Penerus Pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia ( GPP-NKRI )
Indonesia dan sebagai arah tujuan untuk melawan pembodohan yang telah lama
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Indonesia maju, adil, makmur,
sejahtera sesuai yang dicita-citakan oleh para leluhur dan para pendiri bangsa,
juga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TRILOGI
GPP-NKRI harus
diperjuangkan oleh seluruh Rakyat Indonesia, berturut-turut yaitu :
1.
Kedaulatan Ekonomi.
Ekonomi Indonesia harus berdiri diatas kaki sendiri dan tidak
mengandalkan modal pinjaman dari pihak manapun juga untuk pengembangan/pembangunan
bidang ekonomi di Indonesia, sehingga ekonomi Indonesia mandiri tidak
bergantung sepenuhnya dan selamanya kepada pihak lain.
2.
Kedaulatan Budaya.
Budaya bangsa Indonesia
harus kembali kepada jati diri kepribadian asli budaya bangsa Indonesia, yaitu
budaya Indonesia yang syarat dengan tata adat ketimuran berakar pada ketinggian budi pekerti yang
diajarkan secara turun menurun oleh agama dan kepercayaan nenek moyang bangsa
Indonesia.
3.
Kedaulata Politik.
Politik Indonesia harus kembali pada jati diri kepribadian asli
politik bangsa Indonesia, yaitu politik yang benar-benar mewakili, berjuang
membela kepentingan rakyat, karena rakyatlah sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Telah lama Pembodohan ini dilakukan
dengan jalan memberikan bantuan dan pinjaman yang sangat mengikat sehingga
ekonomi Indonesia dibuat sangat bergantung selamanya kepada kapitalis lieberal,
merusak generasi muda dengan narkoba dan transper budaya serta gaya hidup barat
yang liberal sebagai budaya modern budaya Indonesia, merusak sendi pendidikan
dasar khususnya dalam bidang sejarah bangsa dan agama serat pandangan hidup bangsa
Indonesia, merusak sendi hukum, demokrasi dan hak azazi manusia, serta
kehidupan berpolitik di Indonesia, sehingga elit politik maupun birokrasi sudah
tidak bisa memperjuangkan nasib rakyat sebagaimana mestinya yang akhirnya
dengan kehancuran ekonomi, budaya dan politik Indonesia dimaksud diatas pada
saatnya nanti bangsa Indonesia yang tersisa hanyalah bangsa Indonesia yang
miskin, bodoh dan mudah dikuasai serta tidak mengenal sejarah dan para pahlawan
bangsanya sendiri.
Kita Sudah terlalu jauh
meninggalkan, oleh karena itu agar kita tidak semakin salah dan kehilangan
arah, maka marilah kita segera, dimulai sekarang harus sepakat untuk kembali ke
PANCASILA DAN UUD 1945 secara murni dan konsekwen, bahu membahu, bekerja bersama sama
sebagai mitra dalam naungan PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA dalam satu wadah perjuangan GPP-NKRI ( GENERASI PENERUS PEJUANG
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ) BERDAULAT.
Adil, makmur, Sejahtera. Membangun menuju Indonesia aman damai tanpa
pengrusakan dan tidakan anarkis.
Presiden Soekarno pernah
berkata, kemakmuran tidak akan pernah turun
gratis dari langit, tapi adalah merupakan kristalisasi keringat !
GENERASI
PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP –
NKRI )
BANDUNG, 7
JUNI 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjaga kelestarian lingkungan
dengan meningkatkan daya dukungnya melalui penambahan populasi pohon di Daerah
Aliran Sungan Citarum dan lahan-lahan kritis atau terdegradasi yang sering
disebut dengan Rehabilitasi lahan sudah sering dilakukan. Kegiatan yang
diharapkan dapat menghindari berbagai bencana alam ini dan kerusakan yang lebih
parah baik dalam kawasan DAS Citarum maupun diluar kawasan DAS Citarum biasanya
dilakukan dengan menggunakan pohon-pohon yang bernilai ekonomis tinggi, karena
selain dapat dimaanfaatkan sebagai perbaikan lahan, kayunyapun dapat dimaanfaatkan
untuk kebutuhan perkayuan. Se-iring berjalannya Konservasi penanaman pohon di
Bantaran, Pinggiran, dan Tebing Daerah Aliran Sungai Citarum, terdapat
Sodetan-sodetan Sungai Citarum Lama, yang mana sudah ada yang beralih pungsikan
untuk kepentingan Pabrik, dan di jadikan Perumahan. Sebagian lagi menjadi lahan
kritis. Maka dengan itu pula Tim GPP-NKRI dan Kepala Desa Bojongsari Kecamatan
Bojongsoang sepakat Sodetan Sungai Citarum Lama Cibarangbang yang berada di
wilayah Desa Bojongsari ini di Jadikan “ Lahan Konservasi HUTAN RAKYAT WISATA
BUDAYA “ dan Pusat Penelitian Air Sungai Citarum. Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal SDA I Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.
Pengembangan Kegiatan Program
Konservasi Das Citarum yaitu : Sosialisasi dan Penelitian Air Sungai Citarum
dari Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Barat melalui Program “
Budidaya Ikan Hias” – “ Budidaya Ikan Konsumsi “.
B. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk memperbaiki
kondisi lahan yang sudah rusak, Air Sungai sudah tercemar serta meningkatkan
produktivitas Air Sungai Citarum dalam kelestarian, keserasian dan keseimbangan
ekosistem yang meliputi unsur lingkungan, social dan budaya.
C. SASARAN
Program Konservasi Penanaman Pohon
Terpadu, Sosialisasi & Penelitian Air Sungai Citarum Kementerian Pekerjaan
Umum SDA I Balai Besatr Wilayah Sungai Citarum dan Generasi Penerus Pejuang
Negara Kesatuan Republik Indonesia ( GPP _ NKRI ) ini dimaksudkan untuk menciptakan
keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik DAS Citarum, serta mendukung
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Penelitian dan pengembangan, Pendidikan,
Pelestarian plasma nuftah, dan atau Budidaya jenis jenis Ikan Air Tawar, Baik
Jenis Ikan Hias maupun Jenis Ikan Konsumsi. Konsep Program ini berdasarkan
dukungan Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Barat agar dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan dari kegiatan program ini.
BAB
IV
PENUTUP
Demikian penyusunan
rincian Program GPP-NKRI dalam kegiatan Konservasi Penanaman Pohon Terpadu
dalam rangka Analisa dan Studi Penanganan Masalah Sungai Citarum,”Sosialisasi
dan Penelitian Air Sungai Citarum “ di Provinsi Jawa Barat. semoga program yang diajukan ini dapat disetujui sehingga
kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kami sangat berharap
program ini dapat dipertimbangkan, mengingat kondisi lahan yang semakin lama
semakin parah sehingga perlu segera ditangani sebagaimana mestinya
Semoga upaya yang dilakukan
bersama ini, dengan izin dan pertolongan dari ALLAH SWT, diharapkan dapat membawa hasil seperti apa yang
diharapkan bersama, dari upaya ini dapat
menjadi pioner untuk project dengan skala yang lebih luas lagi, sehingga
diharapkan terjadinya kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dan kemajuan Bangsa
Indonesia. Sesungguhnya proposal ini masih jauh dari sempurna, kami mohon
masukan dan saran untuk kebaikan bersama.
Atas perhatian dan
kerjasamanya, diucapkan banyak terima kasih.
GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
( GPP – NKRI )
Bandung - 2014
Disusun oleh :
TIM : GPP-NKRI
Jumat, 14 November 2014
ALAM PUN BERTINDAK " GORONG-GORONG PABRIK AMBRUK JALAN INSPEKSI AMBLAS "
Edisi ke 27 terbitan bulan Maret 2014 halaman 14 Tabloid KPK memberitakan " Gorong-goromg Industri yang berada di bantaran sungai Citarum perlu tindakan segera, dikarenakan kondisinya sangat menghawatirkan, bilamana dibiarkan jalan yang ada di atasnya akan terkena dampak longsor, Industri tersebut berada di daerah Desa Bojongsari kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ( Red,KPK).
Dari akibat pembiaran "ALAM PUN BERTINDAK, GORONG-GORONG PABRIK AMBRUK JALAN INSPEKSI AMBLAS " Inilah sebuah tindakan pembiaran Alam Pasti Bertindak. 13 Nopember 2014. ***** ( E-Kar/GPP-NKRI )
GENERASI PENERUS PEJUANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP -NKRI ) NOPEMBER 2014
Rabu, 12 November 2014
BUDIDAYA TERNAK DOMBA ( Bovidae )
SEJARAH
SINGKAT
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil
dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu
Mouflon (Ovis
musimon) yang berasal
dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, dan Urial (Ovis
vignei).
Di Indonesia sentra peternakan domba berada
di daerah Aceh dan Sumatra Utara.
Di Aceh pada tahun 1993 tercatat sekitar 106 ribu ekor domba, sementara di Sumatera Utara sekitar 95 ribu
ekor domba yang diternakan. Lahan
yang digunakan untuk berternak di daerah Aceh berdasarkan data Puslit Tanah dan Agroklimat Deptan tahun 1979,
seluas 5,5 juta hektar mulai dari kemampuan kelas I sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara luas lahan
yang digunakan sekitar 7 juta hektar.
1.JENIS
Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi,
tergolong dalam famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang
tersebar diseluruh dunia, seperti:
1) Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
Domba
Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
2)
Domba Ekor Gemuk
merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura,
Sulawesi dan Lombok.
3)
Domba Garut adalah domba
hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk
dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya
di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di
Jawa Barat
4.
MAN FAAT
Daging domba merupakan
sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan
sebagai industri tekstil.
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang
cukup luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya
tenang, dekat dengan sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah
pemukiman dan sumber air penduduk (minimal 10 meter),
relatif dekat dari pusat pemasaran dan pakan ternak.
6.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang harus kuat
sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari
pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih
tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak
kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif
kecil, misalnya dari atap rumbia.
Kandang dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
a) Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor
domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
b) Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang
menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba
memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
c) Kandang
pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x
1,5 m/pemancak.
Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat
makan, palung makanan dan minuman, gudang makanan, tempat
umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos.
Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat
dibedakan dalam 2 tipe, yaitu:
a. Tipe kandang Panggung
Tipe kandang ini memiliki
kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah
sehingga kotoran dan air kencingnya tidak
berceceran. Alas kandang terbuat dari
kayu/bambu yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk
peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar.
b. Tipe kandang Lemprak
Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk
usaha ternak domba kereman.
Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan
pakan. Kandang tidak dilengkapi
dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan diatas alas. Pemberian pakan
sengaja berlebihan, agar dapat hasil
kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
6.2.PenyiapanBibit
Domba yang unggul
adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang
persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak
bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang
memiliki sifat-sifat yang baik.
1)Pemilihan Bibit dan Calon Induk
a) Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk
perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman
muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
b) Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak
cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang
melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada
kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar
serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman
muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di
ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah
pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a)
Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang
pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang
jantan maupun yang betina.
b)
Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan
betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12
bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil
apabila domba betina dalam keadaan birahi.
3) Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi
domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran
anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami
kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk
dioleskan pada bekas potongan tali pusar.
Induk domba yang akan
melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan
perilakunya sebagai berikut:
a.
Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b.
Buah susu membesar dan puting susu terisi
penuh.
c.
Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan
dan lembab.
d.
Ternak selalu gelisah dan nafsu makan
berkurang.
e.
Sering kencing.
Proses kelahiran
berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu.
Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan
lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan
menjilati anaknya hingga kering dan bersih.
6.3. Pemeliharaan
1). Sanitasi
dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dapat
dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang serangga
dan hama. kandang terutama tempat pakan dan
tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang
ternak dibersihkan seminggu sekali.
Pengontrolan Penyakit Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan
dipisahkan dari yang sehat. Lakukan pencegahan dengan
menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat.
2) Perawatan Ternak
Induk bunting diberi makanan yang baik dan
teratur, ruang gerak yang lapang
dan dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang telah
dicampurkan dengan makanan
penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan,
dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang
berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg
satu kali sehari.
Perawatan ternak dewasa meliputi:
a.
Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dengan
cara disikat dan disabuni. pada pagi hari,
kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi.
b. Mencukur Bulu
Pencukuran bulu domba
dengan gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5
cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga
bulu yang dihasilkan dapat dijadikan
bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan
searah dengan punggung domba.
c.
Merawat dan Memotong Kuku.
Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali
dengan golok, pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting.
3) Pemberian Pakan
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak
domba dan mutlak harus tersedia
dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk
domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan
sebagai berikut:
a.
Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,
brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
b.
Golongan Kacang-kacangan, seperti daun
lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun
kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
c.
Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka,
daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun
jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun beringin.
d.
Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung
karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu,
ampas kecap dan biji kapas.
Pakan untuk domba berupa
campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan
dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
a.
Ternak dewasa: rumput
75%, daun 25%
b.
Induk bunting: rumput
60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
c.
Induk menyusui: rumput
50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
d.
Anak sebelum disapih:
rumput 50%, daun 50%
e.
Anak lepas sapih: rumput
60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas
Sedangkan dosis
pemberian ransum untuk pertumbuhan domba adalah sebagai berikut:
a.
Bobot badan 1,4 kg:
rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
b.
Bobot badan 1,4 kg:
rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
c.
Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410
kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
d.
Bobot badan 2,9 kg:
rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
e.
Bobot badan 2,9 kg:
rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
f.
Bobot badan 2,9 kg:
rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
g.
Bobot badan 4,3 kg:
konsentrat=160 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
h. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320
gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
i.
Bobot badan 4,3 kg:
konsentrat=470 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
j.
Bobot badan 5,8 kg:
konsentrat=100 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
k.
Bobot badan 5,8 kg:
konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
l.
Bobot badan 5,8 kg:
konsentrat=410 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
m. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60
gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
n. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=180
gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
o.
Bobot badan 7,2 kg:
konsentrat=340 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
p.
Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=50
gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
q.
Bobot badan 8,7 kg:
konsentrat=110 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
r.
Bobot badan 8,7 kg:
konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
s.
Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=40 gram/hari, pertambahan bobot=50
gram/hari
t. Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=280
gram/hari, pertambahan bobot=100
gram/hari.
u.Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=440
gram/hari, pertambahan bobot=150
gram/hari
4).Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap
enam bulan sekali vaksinasi dapat
dilakukan dengan menyuntikan obat kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) bila
telah berusia 1 bulan, selanjutnya
diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum
anti anthrax, vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia
Epizootica).
5).Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan
kotoran domba menimal satu minggu
sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan
dan pengapuran kandang untuk disinfektan.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1) Penyakit Mencret
Penyebab: bakteri Escherichia coli yang
menyerang anak domba berusia 3
bulan.
Pengobatan:
antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.
2) Penyakit Radang Pusar
Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus,
Escherichia
coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya cempe
usia 2-7 hari.
Gejala: terjadi pembengkakan di
sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan
kesakitan.
Pengendalian: dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan
larutan rivanol (Desinfektan).
3) Penyakit Cacar Mulut
Penyakit ini menyerang
domba usia sampai 3 bulan.
Gejala: cempe yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena
tenggorokannya terasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine,
atau pinicillin.
4. Penyakit Titani
Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium
(Ca) dan Mangan (Mn). Domba
Yang diserang
biasanya berusia 3-4 bulan.
Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya
bahkan
sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan
menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium.
5. Penyakit Radang Limoah
Penyakit ini menyerang
domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular ke manusia.
Penyebab: bakteri Bacillus anthracis..
Gejala: suhu
tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang.
Pengendalian: dengan
menyuntikan antibiotika Pracain
penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
6. Penyakit Mulut dan kuku
Penyakit menular ini
dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan
kuku.
Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada domba
Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir.
Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%,
sedangkan pada kuku dilakukan dengan
merendam kuku dalam larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.
7. Penyakit Ngorok
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: nafsu makan domba berkurang,
dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat terserang penyakit
ini, domba yang terserang terlihat
lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur.
Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat
air minum atau suntikan.
8. Penyakit perut Kembung
Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti embun.
Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan
terlalu pagi
Pengendalian: memberikan gula yang diseduh
dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas
keluar.
9. Penyakit Parasit Cacing
Semua usia domba dapat terserang penyakit ini.
Penyebab: cacing Fasciola
gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris
vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia
rhodesii (Cacing mata).
Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga
diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
10. Penyakit Kudis
Merupakan penyakit
menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba
merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai
jual ternak domba.
Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes
bovis.
Gejala: tubuh domba
lemah, kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki dan
pangkal ekor. Pengendalian: dengan
mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.
11. Penyakit Dermatitis
Adalah penyakit kulit
menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba.
Penyebab: virus dari
sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba.
Gejala: terjadi peradangan kulit
di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat
genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu.
Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
12. Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa
yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe tercemar.
Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara ruti dibersihkan.
Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu
tubuh tinggi, nafsu makan kurang,
produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian: pemberian obat obatan antibiotika melalui air
minum.
Secara umum pengendalian dan pencegahan
penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan
dengan:
a) Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
b) Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
c) Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung
mineral, kalsium dan mangannya.
d) Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan
pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
e) Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan
yang terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
f) Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur
bulu.
g) Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
h) Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
Pola
Penempatan Kambing yaitu berkelomlok, setiap kelompok di tempatkan 20 ekor
kambing dan kandang dengan tujuan utama adanya kesinambungan dengan penanaman
pohon di DAS Citarum dalam hal penyedian pupuk kandang dan untuk membersihkan rumput, semak
dan ilalang yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
GENERASI PENERUS PEJUANG
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
( GPP – NKRI ) Nopember 2014.
Disusun Oleh :
Tim GPP-NKRI
E. Karmana.
Langganan:
Postingan (Atom)